SOFT SKIL
BAB V
BELAJAR BERSAMA RASULULLAH
Oleh:
Sri Utami (1909024)
I. Tujuan
1. Mengetahui arti belajar etika.
2. Hubungan etika dengan ilmu pengetahuan.
3. Mengetahui siapakah yang menjadi acuan dalam belajar etika.
4. Mengapa pentingnya belajar etika?
5. Bagaimana rasulullah menjadi guru?
6. Mengetahui manfaat belajar etika.
II. Pembahasan
Belajar etika adalah norma-norma yang mesti menjadi pegangan bagi kita untuk berperilaku, baik untuk diri kita, untuk orang lain, maupun kepada Allah S.W.T
Menurut Zubair: ‘Etika dapat mengantarkan orang mampu bersikap rasional, sadar dan kritis dalam membentuk pendapatnya sendiri dan bertindak sesuai dengan keyakinan dan kebiasaannya, sehingga manusia yang otonom secara utuh dapat dengan sungguh-sungguh mempertanggungjawabkan pendapat serta pilihan tindakannya’.
Sedangkan Ilmu pengetahuan adalah proses dimana kita membersihkan jiwa kita. Ilmu merupakan salah satu nutrisi otak, yang menyebabkan kita semakin objektif dalam berfikir, dan bertindak.
Hubungan etika dan ilmu pengetahuan yaitu ilmu yang objektif kita peroleh dari suatu etika yang benar. Objektifitas yang tinggi menyebabkan kita akan semakin terasah akan kebenaran dan menghindari kesalahan dalam berucap, berfikir, dan bertindak.
Belajar etika adalah belajar sifat-sifat mulia. Untuk mempelajarinya, maka jadikan nabi Muhammad S.A.W sebagai rujukan etika yang benar. Sungguh Baginda Rasulullah, Muhammad SAW adalah merupakan sosok yang dapat ditiru dalam bertingkah laku terhadap diri beliau, dan bertindak dalam rumah tangga; pada anak-anak, istri, dan orang dewasa. Bagaimana pula Beliau bertindak untuk umat islam dan musuh sekalipun perang. Segala tindakan Beliau bahkan dijadikan sebuah motto yang mudah untuk dipahami.
Belajar etika sangat penting bagi manusia karena sadar atau tidak sadar kita dilahirkan memiliki sifat-sifat yang sudah dititipkan oleh Allah SWT. Diantaranya sifat-sifat yang dititipkan adalah jujur, adil, kerjakeras, kasih, sayang, dan sifat-sifat lainnya. Selain itu, etika yang benar akan mengembalikan kita kepada manusia yang sempurna.
Kita belajar etika dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja. Belajar etika dapat dilakukan di dalam keluarga, lingkungan masyarakat, lingkungan sekolah, dll.
Rasulullah memiliki sikap-sikap yang mulia dalam mendidik, berkomunikasi, dalam bersikap diri dan dalam memberi motivasi. Adapun sikap-sikap beliau sebagai guru yang hebat dapat dikelompokkan sebagai berikut:
1. Rasulullah dalam mendidik
Mengajar disetiap kesempatan yang tepat.
Mengajar disetiap tempat yang tepat.
Mengajar berbagai kalangan.
2. Rasulullah dalam berkomunikasi
Menyuruh lawan bicara mendekat.
Memandang lawan bicara.
Memanggil lawan bicara dengan namanya.
Jelas dan pelan ketika berbicara
Menggunakan insyarat.
Mengajarkan dengan praktik.
Mulai dari global kemudian terperinci.
Tidak malu mengajarkan seseuatu yang penting.
3. Rasulullah dalam bersikap diri
Rendah hati.
Lemah lembut dalam mengajar.
Marah karena kesalahan yang Beliau tidak duga.
Mendahulukan orang fakir dan miskin.
4. Motivasi Rasulullah
Anjuran Rasulullah SAW untuk mempelajari yang mudah dari Al-Qur’an.
Memotifasi orang yang lemah bacaannya untuk melanjutkan belajarnya.
Manfaat dari belajar etika sangat banyak diantaranya yaitu:
1. Menambah wawasan akan pentingnya belajar etika dalam kehidupan sehari-hari.
2. Belajar etika dapat membentuk pribadi seseorang menjadi pribadi yang mulia seperti jujur, adil, kerjakeras, kasih, sayang, bertanggungjawab, mendidik, memberi motivasi, memiliki sikap diri yang baik, pendekatan dalam berkomunikasi yang baik, dan dengan hati yang iklas serta bersikap fleksibel dan lain-lain.
3. Dengan belajar etika dapat mengendalikan emosional kita.
4. Dengan belajar etika dapat memudahkan kita dalam bersosialisasi dengan masyarakat.
5. Dengan belajar etika dapat menambah kekayaan kecerdasan spirituan dan intelektual.
III. Hubungan Belajar Etika Dengan TPL IKM
1. Seorang TPL IKM harus memiliki sifat-sifat seperti jujur, adil, kerjakeras, kasih, sayang, bertanggungjawab, mendidik, memberi motivasi, memiliki sikap diri yang baik, pendekatan dalam berkomunikasi yang baik, dan dengan hati yang iklas serta bersikap fleksibel.
2. Seorang TPL IKM adalah guru yang memberikan penerangan bagi IKM dengan berupaya mengabdikan dirinya terbaik untuk IKM.
IV. Langkah-Langkah Penerapan Di Dalam Tugas Sebagai TPL IKM
1. Sebagai seorang TPL IKM harus menjaga sikap diri seperti rendah hati lemah lembut, dll.
2. Seorang TPL IKM harus memiliki komunikasi yang baik dengan IKM.
3. Seorang TPL IKM harus memiliki wawasan yang luas untuk memajukan IKM, dan mengatasi masalah yang ada dalam IKM.
4. Seorang TPL IKM harus mengetahui situasi dan kondisi IKM.
5. Seorang TPL IKM harus mengetahui semua perkembangan IKM yang positif.
V. Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa:
1. Belajar etika adalah norma-norma yang mesti menjadi pegangan bagi kita untuk berperilaku, baik untuk diri kita, untuk orang lain, maupun kepada Allah S.W.T
2. Hubungan etika dan ilmu pengetahuan yaitu ilmu yang objektif kita peroleh dari suatu etika yang benar.
3. Yang menjadi acuan kita dalam belajar etika yaitu Nabi Muhammad S.A.W.
4. Belajar etika sangat penting bagi manusia karena sadar atau tidak sadar kita dilahirkan memiliki sifat-sifat yang sudah dititipkan oleh Allah SWT.
5. Rasulullah merupakan guru yang sangat hebat karena Beliau memiliki sikap-sikap yang mulia dalam mendidik, berkomunikasi, dalam bersikap diri dan dalam memberi motivasi.
6. Manfaat dari belajar etika sangat banyak diantaranya dapat menambah wawasan, membentuk pribadi seseorang, memudahkan dalam bersosialisasi dengan orang lain, dan lain-lain.
VI. Saran
Saran yang dapat disampaikan untuk ke depannya antara lain:
1. Kita harus menyadari akan pentingnya belajar etika dalam kehidupan sehari-hari. Kita harus menggali sebanyak-banyaknya tentang belajar etika untuk memperkaya kecerdasan spiritual, emosional, social, akademik, dan vokasi.
2. Kita harus menerapkan etika dalam kehidupan baik di lingkungan keluarga, masyarakat, dan lingkungan yang lebih luas.
BAB V
BELAJAR BERSAMA RASULULLAH
Oleh:
Sri Utami (1909024)
I. Tujuan
1. Mengetahui arti belajar etika.
2. Hubungan etika dengan ilmu pengetahuan.
3. Mengetahui siapakah yang menjadi acuan dalam belajar etika.
4. Mengapa pentingnya belajar etika?
5. Bagaimana rasulullah menjadi guru?
6. Mengetahui manfaat belajar etika.
II. Pembahasan
Belajar etika adalah norma-norma yang mesti menjadi pegangan bagi kita untuk berperilaku, baik untuk diri kita, untuk orang lain, maupun kepada Allah S.W.T
Menurut Zubair: ‘Etika dapat mengantarkan orang mampu bersikap rasional, sadar dan kritis dalam membentuk pendapatnya sendiri dan bertindak sesuai dengan keyakinan dan kebiasaannya, sehingga manusia yang otonom secara utuh dapat dengan sungguh-sungguh mempertanggungjawabkan pendapat serta pilihan tindakannya’.
Sedangkan Ilmu pengetahuan adalah proses dimana kita membersihkan jiwa kita. Ilmu merupakan salah satu nutrisi otak, yang menyebabkan kita semakin objektif dalam berfikir, dan bertindak.
Hubungan etika dan ilmu pengetahuan yaitu ilmu yang objektif kita peroleh dari suatu etika yang benar. Objektifitas yang tinggi menyebabkan kita akan semakin terasah akan kebenaran dan menghindari kesalahan dalam berucap, berfikir, dan bertindak.
Belajar etika adalah belajar sifat-sifat mulia. Untuk mempelajarinya, maka jadikan nabi Muhammad S.A.W sebagai rujukan etika yang benar. Sungguh Baginda Rasulullah, Muhammad SAW adalah merupakan sosok yang dapat ditiru dalam bertingkah laku terhadap diri beliau, dan bertindak dalam rumah tangga; pada anak-anak, istri, dan orang dewasa. Bagaimana pula Beliau bertindak untuk umat islam dan musuh sekalipun perang. Segala tindakan Beliau bahkan dijadikan sebuah motto yang mudah untuk dipahami.
Belajar etika sangat penting bagi manusia karena sadar atau tidak sadar kita dilahirkan memiliki sifat-sifat yang sudah dititipkan oleh Allah SWT. Diantaranya sifat-sifat yang dititipkan adalah jujur, adil, kerjakeras, kasih, sayang, dan sifat-sifat lainnya. Selain itu, etika yang benar akan mengembalikan kita kepada manusia yang sempurna.
Kita belajar etika dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja. Belajar etika dapat dilakukan di dalam keluarga, lingkungan masyarakat, lingkungan sekolah, dll.
Rasulullah memiliki sikap-sikap yang mulia dalam mendidik, berkomunikasi, dalam bersikap diri dan dalam memberi motivasi. Adapun sikap-sikap beliau sebagai guru yang hebat dapat dikelompokkan sebagai berikut:
1. Rasulullah dalam mendidik
Mengajar disetiap kesempatan yang tepat.
Mengajar disetiap tempat yang tepat.
Mengajar berbagai kalangan.
2. Rasulullah dalam berkomunikasi
Menyuruh lawan bicara mendekat.
Memandang lawan bicara.
Memanggil lawan bicara dengan namanya.
Jelas dan pelan ketika berbicara
Menggunakan insyarat.
Mengajarkan dengan praktik.
Mulai dari global kemudian terperinci.
Tidak malu mengajarkan seseuatu yang penting.
3. Rasulullah dalam bersikap diri
Rendah hati.
Lemah lembut dalam mengajar.
Marah karena kesalahan yang Beliau tidak duga.
Mendahulukan orang fakir dan miskin.
4. Motivasi Rasulullah
Anjuran Rasulullah SAW untuk mempelajari yang mudah dari Al-Qur’an.
Memotifasi orang yang lemah bacaannya untuk melanjutkan belajarnya.
Manfaat dari belajar etika sangat banyak diantaranya yaitu:
1. Menambah wawasan akan pentingnya belajar etika dalam kehidupan sehari-hari.
2. Belajar etika dapat membentuk pribadi seseorang menjadi pribadi yang mulia seperti jujur, adil, kerjakeras, kasih, sayang, bertanggungjawab, mendidik, memberi motivasi, memiliki sikap diri yang baik, pendekatan dalam berkomunikasi yang baik, dan dengan hati yang iklas serta bersikap fleksibel dan lain-lain.
3. Dengan belajar etika dapat mengendalikan emosional kita.
4. Dengan belajar etika dapat memudahkan kita dalam bersosialisasi dengan masyarakat.
5. Dengan belajar etika dapat menambah kekayaan kecerdasan spirituan dan intelektual.
III. Hubungan Belajar Etika Dengan TPL IKM
1. Seorang TPL IKM harus memiliki sifat-sifat seperti jujur, adil, kerjakeras, kasih, sayang, bertanggungjawab, mendidik, memberi motivasi, memiliki sikap diri yang baik, pendekatan dalam berkomunikasi yang baik, dan dengan hati yang iklas serta bersikap fleksibel.
2. Seorang TPL IKM adalah guru yang memberikan penerangan bagi IKM dengan berupaya mengabdikan dirinya terbaik untuk IKM.
IV. Langkah-Langkah Penerapan Di Dalam Tugas Sebagai TPL IKM
1. Sebagai seorang TPL IKM harus menjaga sikap diri seperti rendah hati lemah lembut, dll.
2. Seorang TPL IKM harus memiliki komunikasi yang baik dengan IKM.
3. Seorang TPL IKM harus memiliki wawasan yang luas untuk memajukan IKM, dan mengatasi masalah yang ada dalam IKM.
4. Seorang TPL IKM harus mengetahui situasi dan kondisi IKM.
5. Seorang TPL IKM harus mengetahui semua perkembangan IKM yang positif.
V. Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa:
1. Belajar etika adalah norma-norma yang mesti menjadi pegangan bagi kita untuk berperilaku, baik untuk diri kita, untuk orang lain, maupun kepada Allah S.W.T
2. Hubungan etika dan ilmu pengetahuan yaitu ilmu yang objektif kita peroleh dari suatu etika yang benar.
3. Yang menjadi acuan kita dalam belajar etika yaitu Nabi Muhammad S.A.W.
4. Belajar etika sangat penting bagi manusia karena sadar atau tidak sadar kita dilahirkan memiliki sifat-sifat yang sudah dititipkan oleh Allah SWT.
5. Rasulullah merupakan guru yang sangat hebat karena Beliau memiliki sikap-sikap yang mulia dalam mendidik, berkomunikasi, dalam bersikap diri dan dalam memberi motivasi.
6. Manfaat dari belajar etika sangat banyak diantaranya dapat menambah wawasan, membentuk pribadi seseorang, memudahkan dalam bersosialisasi dengan orang lain, dan lain-lain.
VI. Saran
Saran yang dapat disampaikan untuk ke depannya antara lain:
1. Kita harus menyadari akan pentingnya belajar etika dalam kehidupan sehari-hari. Kita harus menggali sebanyak-banyaknya tentang belajar etika untuk memperkaya kecerdasan spiritual, emosional, social, akademik, dan vokasi.
2. Kita harus menerapkan etika dalam kehidupan baik di lingkungan keluarga, masyarakat, dan lingkungan yang lebih luas.