Selasa, 02 Oktober 2012

SIMULASI SISTEM DINAMIS


A.    Sejarah Sistem Dinamis
System dinamis merupakan suatu metode pemodelan yang diperkenalkan oleh Jay Forrester pada tahun 1950-an dan dikembangkan di Massachusetts Institute of Technology Amerika. Sesuai dengan namanya, penggunaan metode ini erat berhubungan dengan pertanyaan-pertanyaan tentang system dinamis yang kompleks, yaitu pola-pola tingkah laku yang dibangkitkan oleh sistem itu dengan bertambahnya waktu. Oleh karena itulah model-model dinamika sistem diklasifikasikan ke dalam model matematik kausal (theory-like).
Sistem Dinamis merupakan sebuah metodologi dan teknik pemodelan matematika untuk membingkai, memahami, dan mendiskusikan masalah yang kompleks. Awalnya dikembangkan pada tahun 1950 untuk membantu manajer perusahaan meningkatkan pemahaman mereka tentang proses-proses industri, system dinamis saat ini  digunakan di seluruh sektor publik dan swasta untuk perancangan dan analisa kebijakan.
B.     Defenisi Sistem Dinamis
Sistem dinamik adalah suatu metode yang digunakan untuk mendeskripsikan, memodelkan, dan mensimulasikan suatu sistem yang dinamis (dari waktu ke waktu terus berubah). Didalam sistem dinamik diajarkan bagaimana berpikir secara sistem. Artinya adalah dalam menyelesaikan suatu masalah tidak dilihat pada satu pokok bagian saja, tetapi dilihat semua pengaruhnya terhadap semua yang berhubungan dengan masalah tersebut.
Jay Forrester mendefinisikan Sistem dinamika adalah pendekatan untuk memahami perilaku sistem yang komplek dari waktu ke waktu. Ini berkaitan dengan umpan balik internal dan waktu tunda yang mempengaruhi perilaku seluruh sistem.
Selain itu Miftahol Arifin juga mendefinisikan Metode sistem dinamis adalah metode pendekatan eksperimental yang mendasari pengamatan kenyataan untuk memahami tingkah laku sistem.
C.    Struktur dan Hubungan dalam Model
Cirri-ciri system dinamis yaitu mencakup lintasan waktu dan sebuah mekanisme waktu (clock mechanism) menggerakkan waktu, sehingga variabel status berubah saat waktu berubah
Suatu model system dinamis dibentuk karena adanya hubungan sebab-akibat (causal) yang memengaruhi struktur di dalamnya baik secara langsung antar dua struktur, maupun akibat dari berbagai hubungan yang terjadi pada sejumlah struktur, hingga membentuk umpan-balik (causal loop). Struktur umpan-balik ini merupakan blok pembentuk model yang diungkapkan melalui lingkaran-lingkaran hubungan sebab-akibat dari variabel-variabel yang melingkar secara tertutup.
Ada 2 macam hubungan kausal, yaitu hubungan sebab-akibat positif dan hubungan sebab-akibat negatif. Ada 2 macam umpan-balik, yaitu umpan-balik positif (growth) dan umpan –balik negatif (goal seeking).

Gambar Causal Loop
D.    Tujuan Sistem Sinamis
1.      Mengatasi permasalahan manajemen yang umum seperti fluktuasi inventori, ketidakstabilan tenaga kerja, penurunan pangsa pasar suatu perusahaan dan lain-lain.
2.      Sebagai pendukung keputusan dalam merancang kebijakan-kebijakan yang efektif.
3.      Untuk mengetahui perilaku sistem nyata yang kompleks.
E.     Karakteristik Sistem Dinamis
1.      Menggunakan model simulasi dalam menyelesaikan suatu masalah.
2.      Bentuk model diformulasikan secara matematis.
3.      Perhitungan simulasi dilakukan secara bertahap dengan interval waktu satu tahun.
4.      Bentuk bangun model dapat berupa diagram alir.
5.      Sistem dinamik mempunyai struktur tertentu yang terdiri dari sejumlah loop-loop feedback yang saling berinteraksi dan masing-masing loop  memiliki satu atau lebih level.
F.     Langkah-Langkah Simulasi Sistem Dinamis
1)      Identifikasi masalah,
2)      Tentukan faktor-faktor yang dominan terhadap permasalahan,
3)      Menelusuri terbentuknya loop umpan balik dan interaksi antara loop satu dengan yang lainnya,
4)      Melakukan perhitungan simulasi,
5)      Menentukan validitas dari model yang dibuat,
6)      Menerapkan kebijaksaan tertentu dalam melakukan modifikasi terhadap model,
7)      Melakukan simulasi berikutnya dengan model yang mengalami perubahan,
8)      Menarik kesimpulan.
G.    Penggunaan Sistem Dinamis
1.    Menganalisis sistem ekonomi
2.    Menganalisis sistem perencanaan bisnis
3.    Menganalisis sistem biologis
4.    Menganalisis sistem ling;kungan
5.    Menganalisis sistem kesehatan
6.    Menganalisis sistem-sistem sosial yang lainnya.
H.    Software Pendukung Simulasi Sistem Dinamis
Pembuatan model dinamika sistem umumnya dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak yang memang dirancang khusus. Perangkat lunak tersebut seperti Powersim, Vensim, Stella, dan Dynamo. Dengan perangkat lunak tersebut model dibuat secara grafis dengan simbol-simbol atas variabel dan hubungannya. Namun demikian tidak menutup kemungkinan sebuah perangkat lunak yang dapat mengolah operasi matematis jenis spreadsheet seperti Microsoft Excel atau Lotus juga bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan pembuatan model system dinamis.
      1. Powersim
Pada pertengahan 1980-an penelitian yang disponsori pemerintah Norwegia yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan sekolah tinggi menggunakan model dinamika sistem. Proyek ini menghasilkan dalam pengembangan Musa, sistem berorientasi objek ditujukan terutama pada pengembangan game berbasis simulasi untuk pendidikan. Powersim kemudian dikembangkan sebagai lingkungan berbasis Windows untuk pengembangan model sistem dinamika yang juga memfasilitasi kemasan sebagai permainan interaktif atau lingkungan belajar.
 2. Vensim
Vensim adalah sebuah perangkat lunak simulasi yang dibuat oleh Ventana Systems, Inc ( Harvard , Massachusetts ). Tujuannya adalah untuk membantu perusahaan untuk menemukan solusi optimal untuk berbagai situasi yang membutuhkan analisis dan di mana itu diperlukan untuk mengetahui semua hasil yang mungkin dari implementasi masa depan atau keputusan.
Vensim mampu mensimulasikan perilaku dinamis dari sistem, yang tidak mungkin untuk menganalisis tanpa yang sesuai perangkat lunak simulasi , karena mereka tidak bisa ditebak karena banyak pengaruh, umpan balik dll Ini membantu dengan kausalitas loop identifikasi dan menemukan poin memanfaatkan .
3. Stella
Awalnya diperkenalkan pada Macintosh pada tahun 1984, perangkat lunak Stella yang disediakan front end grafis berorientasi untuk pengembangan model sistem dinamika. Diagram stok dan aliran, digunakan dalam literatur dinamika sistem secara langsung didukung dengan serangkaian alat-alat yang mendukung pengembangan model. Menulis Persamaan dilakukan melalui kotak dialog diakses dari diagram saham dan aliran. IThink tersedia untuk komputer Macintosh dan Windows.
4. Dinamo
Dynamo adalah sistem dinamika bahasa simulasi pertama, dan untuk waktu yang lama bahasa dan lapangan dianggap sinonim. Awalnya dikembangkan oleh Jack Pugh di MIT bahasa dibuat secara komersial tersedia dari Pugh-Roberts di awal 1960-an. Dynamo hari ini berjalan pada PC yang kompatibel di bawah Dos / Windows. Ini menyediakan lingkungan pengembangan berbasis persamaan untuk model dinamika sistem.

Sabtu, 21 April 2012

JENIS INOVASI

Inovasi adalah penemuan yang ditujukan untuk menciptakan sesuatu yang relatif baru dengan nilai tambah yang lebih tinggi. Inovasi merupakan gabungan dari berbagai hal-hal lain yang sudah ada. Hasil inovasi memberi manfaat langsung dan dirancang untuk untuk segera di komersialkan guna untuk mendapatkan keuntungan, berbeda dengan imitasi, konsep inovasi memasukan unsur kontribusi asli yang cukup besar, ada dua tingkatan inovasi, yaitu inovasi inkremental dan inovasi radikal. 
  1. Inovasi Inkremental Inkremental berarti ada sesuatu yang bertambah atau meningkat karena kegiatan inovasi, tetapi pada dasarnya tidak terlalu jauh dari ide produk yang sudah ada sebelumnya. Pada inovasi jenis ini tidak ada yang sangat berbeda antara hasil inovasi dan produk yang mendasarinya.Walaupun demikian, inovasi inkremental sering menghasilkan nilai tambah yang signifikan bagi penggunanya. Jadi, nilai tambahnya bisa tinggi tetapi perbedaan pada produknya relatif tidak besar. Inovasi inkremental sering sulit di bedakan dengan imitasi superior. 
  2. Inovasi Radikal Inovasi radikal berbeda dengan inovasi inkremental,inovasi radikal memberikan lonjakan signifikan dalam benefit atau nilai yang ditawarkan, demikian pula dengan keaslian ide yang mendasarinya. Perbedaan nilai hasil inovasi ini bagi pemakainya bisa cukup mengejutkan.Inovasi radikal akan mendorong inovasi inkremental dan berbagai jenis imitasi dengan segera. 
  3. Invensi Invensi adalah penemuan sesuatu yang benar-benar baru,yang belum pernah ada sebelumnya .biasanya hanya di satu bidang saja dalam belum dapat secara langsung dikomersialkan untuk mendapatkan keuntungan.karena itu,biasanya dilakukan atau di biayai oleh pihak-pihak yang berdana besar dan mau menungu relatif lama untuk komersialisasinya,seperti pusat-pusat penelitian,universitas dan perusahaan-perusahaan raksasa. 
Salah satu ukuran intensitas investasi adalah hak paten yang diperoleh.bussines week,misalnya menggunakan banyaknya paten di amerika serikat dalam lima tahun terakhir.atau dengan ukuran kualitatif,seperti sejauh mana suatu paten digunakan sebagai acuan oleh paten lain ataupun tulisan-tulisan diberbagai jurnal ilmiah dan teknik. Ada juga invensi yang sejak awal memang disiapkian untuk bisa langsung dikomersialkan atau diapropriasikan menjadi keuntungan.Berbeda dengan inovasi radikal,invensi semacam ini menghasilkan solusi hasil tunggal. Penerapan Inovasi dan Imitasi Inovasi dan imitasi sering dikaitkan dengan pengembangan produk,proses dan teknologi. Dalam kenyatannya,inovasi dan imitasi dapat diterapkan pada semua bagian dalam perusahaan seperti keuangan,model bisnis,logistik,teknologi informasi,pemasaran,distribusi,sumber daya manusia dan sebagainya. Berbeda dengan inovasi produk,proses,dan teknologi yang sering bisa menjadi lokomotif kuat untuk menggerakan perubahan pada bagian-bagian lain dari perusahaan,efek dari inovasi dan imitasi di bagian fungsional sering dianggap lebih bersifat lokal terutama pada fungsi yang bersangkutan saja.Dalam kenyataan efeknya bisa menggelombang menjadi tuntutan perubahan di fungsi-fungsi lain pula.penerapan di tingkat fungsional ini juga menuntut kehati-hatian,mengingat unsur holistik yang menyatukan fungsi-fungsi dalam suatu perusahaan. Sering kali inovasi dan imitasi di tingkat fungsional dapat pula menjadi lokomotif perubahan dan bahkan menjadi unsur pokok yang menentukan strategi bersaing suatu perusahaan.

PEMASARAN

Terdapat tiga strategi pemasaran yaitu sebagai berikut:
1. Segmentasi Menurut philip Kotler, segmentasi adalah usaha pemisahan pasar pada kelompok-kelompok pembeli menurutjenis-jenis produk tertentu dan memerlukan bauran pemasaran (marketing mix) tersendiri. Variabel segmentasi terdiri dari hal-hal sebagai berikut:
  • Geografi, Hal-hal yang terkait variabel geografi adalah wilayah tertentu seperti kota, desa dan pulau,Ukuran daerah (A,B,C,D), Ukuran kota (luas kota), Kepadatan (perkotaan, pinggiran, dan pedesaan) dan Iklim (panas dan dingin)
  • Demografi, Hal-hal yang terkait variabel demografi adalah Jenis kelamin, umur, pekerjaan, penghasilan, pendidikan status perkawinan, agama, ras dan kebangsaan. 
  • Psikografi, Hal-hal yang terkait variabel psikografi adalah kelaas sosial gaya hidup dan kepribadian. 
  • Perilaku, Hal-hal yang terkait variabel psikografi prilaku adalah kesempatan penggunaan, manfaat yang di cari status pemakaian, tingkat pemakai, status kesetiaan, tahap kesiapan, dan sikap pada produk. 
2. Tageting Kegiatan menilai atau memilih salah satu segmen pasar yang akan di masuki. Targeting terbagi menjadi beberapa hal berikut ini: 
  • Actuizer : pendapatatan paling tinggi, mengutamakan kualitas dalam pembelian, dan terbuka terhadap perubahan. 
  • Fulfilleds : pendapatan tinggi, dewasa, bertanggung jawab, pendidikan tinggi dalam bidang profesional, waktu senggang banyak di habiskan di rumah, terbuka terhadap perubahan dan gagasan baru, menghargai pendidikan dan srta menyukai traveling. 
  • Believers : kurang kaya, lebih tradisional daripada Fulfilleds, terpusat pada keluarga dan menghargai peraturan. 
  • Achivers : fokus pada karir dan keluarga, hubungab sosial bersifat formal, menghindari perubahan yang berlebihan, konservetif banyak bekerja, dan kurang reaksi. 
  • Strivers: minat sempit, mudah bosan, agak terkucil, ingin diakui oleh kelompok, serta tidak peduli terhadap kesehatan dan politik. 
  • tunggel : minat dan kegiatan terbatas, mencari rasa aman, memiliki masalah dengan kesehatan, sertakonservatif dan tradisioal.
  • Experiencer: senamg dengan hal baru dan “aneh”, senag olah raga, sosialisasi udara luar, eduli terhadap citra, mengagumi kekayaan, ketenaran, dan kekuasaan serta tidak peduli terhadap politik. 
  • Maker: menikmati alam, kegiatan fisik, waktu luang di habiskan bersama keluarga dan teman dekat, menghargai orang ( yang belum di kenalnya), mencemooh orang asing (baca : orang yang belum di kenal) politis dan konglomerat. Tiap-tiap kelompok kensumen tersebut atau targeting memiliki treatment yang berbeda-beda dan untuk memudahkan pengusaha dalam memberikan pelayanan kepada targeting, terdapat tiga cara yaitu sebagai berikut: 1) Undifferentiated marketing adalah mengabaikan semua segmen pasar dan menggarap semua pasar yag ada. Undifferentiated marketing terutama di pakai untuk consumer goods dan iklan layanan masayarakat, seperti iklan pentingnya garam yodium yang melakukan segmentasi pada perilaku yaitu menyadarkan masyarakat akan manfaat garam beryodium. Contoh lainnya adalah kecap bangau yang lebih menekankan segmentasi pada psikografi, yaitu mereka yang memiliki priklaku brand loyalty. 2) Differentiated marketing, menggarap beberapa segmen pasar dan menggunakan program yang berbeda untuk setiap segmen. Contohnya, iklan handphone merek Nokia yang membidik targer pasarnya dari psikografi sehingga iklan yang di buatnyapun pun di sesuaikan dengan target pasar tersebut dan di buat dalam bentuk yang berbeda untuk tiap-tiap psikografi. 3) Concentrated Marketing, yaitu menggarap satu menggarap satu segmen tertentu, contohnya, fashion designer Ida Leman dan Ida Royani yang khusus mendesain mendesain dan memproduksi busana muslim. 
3. Positioning Positioning adalah upaya menanamkan citra produk di benak konsumen. Hal ini berkaitan dengan upaya untuk membedakan dengan produk pesaing. Contohnya, positioning statement perumahan Alam Sutera dan Residental and Lifestyle Community. Positioning ini secara tidak langsung menggambar arsitektur dan desain interior rumah yang di tawarkan adalah berkelas karena perumahan ini di tunjukan bagi konsumen menegah-atas. Berbeda dengan positioning statement yang dimiliki oleh Da Vinci, yaitu The Great Way to Live. Da Vinci mencoba menguatkan posisinya di pasar sebagai furniture mewah bergaya klasik, sehingga siapapun yang memiliki produk ini akan merasa dirinya hebat. Terdapat enam alterbnatif dasar product positioning yaitu sebagai berikut: 
  • Penempatan bedasarkan penampilan produk. Contohnya Alam Sutera, Davinci,vilice, kompas, dan master Cadr. 
  • Penempatan berdasarkan manfaat, pemecahan masalah, atau kebutuhan. Contohnya Komik, Vegeta dan Taruna. 
  • Penempatan berdasarkan kasempatan khusus. Contohnya Kettler dan Kecap ABC. 
  • Penempata berdasarkan kategori pemakai. Contohnya Bog Boss. 
  • Penempatan yang melawan produk lain. Contohnya A Mild dan Digital. 
  • Pemisahan diri dari kelas produk. Contohnya Matahari club card. 

FRANCHISE

1. Sejarah Franchise 
Franchise sebagai konsep bisnis, di seluruh dunia terus membumi. Semakin banyak orang, perusahaan di berbagai negara yang menggunakan konsep bisnis ini. Hal ini menandai franchise sudah diterima di seluruh dunia.
Menurut literature franchise, sejarah mencatat bahwa istilah franchise digunakan pertama kali di Amerika. Para pakar franchise sering menceritakan bahwa pada tahun 1951 di Amerika, perusahaan mesin jahit Singer merupakan perusahaan yang pertama kali mengenakan pemasaran dengan pola franchise. Di samping menjual produk, perusahaan ini juga mendirikan dealer-dealer seperti showroom mobil yang kita kenal saat ini. Konsep dealer Singer mengadakan layanan purna jual dan menyediakan komponen part-nya. Kemudian Singer juga memberi peragenan atau perwakilan batas untuk mesin jahitnya. 
Selanjutnya, format bahasa dan perjanjian kontrak dari perusahaan mesin jahit inilah yang kemudian dipakai untuk menerapkan pola franchise. Meskipun dalam perkembangannya format tersebutbanyak disempurnakan oleh perusahaan-perusahaan yang sangat serius mengembangkan ekspansi bisnisnya. 
Sejurus dengan itu, berbagai istilah pun muncul dalam khazanah bisnis franchise. Seperti franchisee yang disebut sebagai mitra bisnis franchisor yang diberikan hak untuk mengembangkan usahanya, kemudian Master Franchise untuk franchisee yang mengelola gerai dalam suatu Negara. Sedangkan, model kontrak perjanjian semakin berkembang menyesuaikan kebutuhan jamannya. 
Dalam versi lain, istilah franchisesebetulnya sudah sering digunakan untuk praktek perdagangan seperti lisensi, terutama di Eropa. Pengertian franchise juga kadang-kadang digunakan sebagai suatu pemberian izin para penguasa untuk mengadakan pasar murah, atau pembuatan jalan, dan menjalankan ferri, atau perundingan. Sedangkan kata franchise sendiri berasal dari Perancis yaitu “franchir”, yang artinya dibebaskan dari membayar upeti atau pajak pada pihak yang berkuasa seperi raja-raja atau gereja pada abad pertengahan di Eropa. Karena mereka pada abad tersebut memiliki hak dan kewenangan. 

2. Definisi Franchise 
Dr. Martin Mendelsonh, pakar franchise dari Amerika mengatakan, format bisnis franchise adalah modal izin dari satu orang (franchisor) kepada orang lain (franchisee) yang memberi hak (biasanya mempersyaratkan) franchisee untuk mengadakan bisnis di bawah nama dagang franchisor, meliputi seluruh elemen yang dibutuhkan untuk membuat orang yang sebelumnya belum terlatih dalam berbisnis untuk mampu menjalankan bisnis yang dikembangkan / dibangun oleh franchisor di bawah brand miliknya, dan setelah detraining untuk menjalankannya berdasarkan pada basic yang telah ditentukan sebelumnya dengan pendampingan yang berkelanjutan. 
Sedangkan, V. Winarto, franchise adalah hubungan kemitraan antara usahawan yang usahanya kuat dan sukses dengan usaha yang relatif baru atau lemah dlaam usaha tersebut dengan tujuan saling menguntungkan khususnya dalam bidang usaha penyediaan produk dan jasa langsung kepada konsumen.
3. Elemen-Elemen Franchise 
Sebagai suatu format bsinis antara kedua belah pihak tentu tidak bisa dipisahkan dari berbagai elemen di dalamnya. Di franchise, elemen-elemen tersebut terdiri dari : 

  • Franchisor yaitu pihak pemilik atau produsen dari barang atau jasa yang telah memiliki merek tertentu serta memberikan atau melisensi hak ekslusif tertentu untuk pemasaran dari barang atau jasa. 
  • Franchisee yaitu yang menerima hak ekslusif dari franchisor untuk mengembangkan merek usahanya di beberapa wilayah. 
  • Master Franchise yaitu penerimaan hak ekslusif dari franchisor untuk mengembangkan merek usahanya dalam satu negara.
4. Elemen-Elemen Biaya Elemen 
biaya ini muncul sebagai bentuk kompensasi atas hubungan yang terjadi. Dan biasanya elemen biaya ini menetapkan adalah franchisor dan menjadi kewajiban franchisee untuk melaksanakannya. Elemen-elemen biaya tersebut terdiri dari franchise fee, royalti fee, dan advertising fee.
  •  Biaya awal waralaba / Franchise Fee, Biaya awal waralaba adalah biaya yang harus dibayar dim aka sebelum gerai waralaba mulai beroperasi. Pada prinsipnya biaya ini dibayarkan untuk : 1) Lisensi atau hak untuk menggunakan merek yang diwaralaba selama jangka waktu waralaba 2) Hak untuk menggunakan (meminjam) pedoman operasional selama jangka waktu waralaba. Besar biayanya tergantung kebijaksanaan franchisor. Tetapi sejatinya ini sangat penting untuk ditanyakan, apakah biaya awal waralaba sudah termasuk hal-hal berikut : 1) Survey lokasi 2) Design layout 3) Informasi berupa daftar inventory awal, termasuk stok barang yang dibutuhkan 4) Sourcing (pencarian supplier) untuk initial inventory dan stok barang 5) Bimbingan dan diskusi untuk menyusun business plan 6) Rekrutmen dan atau seleksi para pegawai mula-mula 7) Penyelenggaraan pelatihan awal 8) Supervisi dan eksekusi launching 
  • Royalti Fee, Royalti fee adalah biaya yang harus dibayar setelah gerai waralaba mulai beroperasi. Pada umumnya pewaralaba yang menetapkan pembayaran harus dilakukan setiap awal bulan, misalnya sebelum tanggal 10 tiap bulan. Metode royalti ini beragam. Namun umumnya berupa persentase terhadap setiap penghasilan yang diterima franchisee, dengan mengecualikan unsur pajak, bila ada. Indomaret dan Alfamart menetapkan perhitungan royalti progresif yang mirip dengan pajak penghasilan wajib pajak abadi (PPh 21). Adapula franchisor yang menetapkan “flat royalti”, artinya tidak peduli berapapun penghasilan franchisee, royalti yang dikenakan nilainya tetap. Adapula yang mengkombasikan royalti berdasarkan persentase dengan menetapkan nilai minimnya. Pada prinsipnya royalti fee ada dan digunakan untuk : 1) Kelangsungan operasional pewaralaba dalam kaitannya dengan bimbingan berkesinambungan bagi para pewaralaba. 2) Pelaksanaan audit waralaba dan evaluasi bisnis yang keduanya merupakan bagian yang tak terpisahkan dari bimbingan berkesinambungan 3) Penelitian dan pengembangan (litbang/ R&D) 4) Pengelolaan merek dan strategi pemasaran. 
  • Advertising Fee. Biasany, untuk keperluan eksekusi dari pengelolaan merek dan strategi pemsaran, franchisor memerlukan dana yang akan diambil dari dana iuran dan promosi bersama, bukan dari royalti fee. 
5. Perbedaan Franchise dan Business Opportunity (BO) 
Banyak bisis franchise yang lahir dari Business Opportunity atau yang sering disebut BO. Meskipun demikian, franchise tidaklah sama dengan BO. Ibarat seorang anak yang baru lahir, BO seperti seorang anak belia yang mencari pengalaman hidup. Masih meraba arah untuk menentukan sebuah pijakan yang kuat. 
Dalam usia belia biasanya seorang anak cenderung menuntut perubahan yang terus menerus, sebab usai belianya adalah masa pencarian arah hidup. Masa dimana kematangan diri belumlah sempurna. Namun begitu dewasa, ketika sudah melewato berbagai pengalaman. menggeluti trial and error roda kehidupan, seorang anak akan jauh lebih ahli dalam menyikapi berbagai persoalan.
Bisnis franchise diibaratkan seorang anak yang telah dewasa dan mencapai tahap kematangan diri. Sebuah bisnis yang terbukti proven. Proven disini bukan ganya menguntungkan sesaat, akan tetapi yang sudah teruji dalam rentang waktu yang panjang. Bisnis dikatakan proven juga bukan berarti hanya dalam meraih laba saja, namun secara konsep, secara sistem, dan produk serta service-nya emmang sudah teruji dari tahun ke tahun, bukan hanya beberapa bulan atau satu dua tahun saja. 
Sedangkan BO adalah usaha yang masih terbilang muda, masih belia. Bisa juga seorang anak yang sudah dewasa namun kepribadian dan sistem berfikirnya masih relatif muda. alias belum dewas, dan belum produktif menjadi manusia yang diunggulkan. Jadi bisa dibayangkan jika usaha yang masih BO alias belum mature sudah melakukan perkawinan dengan orang lain. 
Tentunya untuk menapaki rumah tangga dengan segala persoalan harus benar-benar sudah siap baik secara batiniah maupun lahiriahnya. Batiniahnya yakni konsep dan sistem bisnisnya yang sudah andal. Adpaun secara lahiriah, yakni produk dan brandnya sudah cukup mapan dan sukses. 
Memang, franchise relatif lebih jelas dan mudah dijalankan, karena segala sesuatu sudah dipersiapkan dengan matang oleh franchisor. namun untuk membayar sistem dan konsep bisnis franchise memanglah tidak murah. Karena frnachise harus membayar franchise feeuntuk menduplikasikan hak kekayaan franchisor, karena karya itu dibuat oleh franchisor dengan masa yang panjang dan tidak asal.
Berbicara mengenai perbedaan antara franchise dan BO memang cukup membingungkan. Tetapi mengetahui perbedaan antara keduanya adalah hal yang penting untuk memahami sebelum menandatangani suatu perjanjian tepat pada waktunya. 
Tipe yang paling umum dari BO adalah seperti bisnis-bisnis biasa pada umumnya yang menjual produk dan jasa ke customer, namun bisnis tersebut memberikan peluang bagi orang lain untuk mengembangkannya. Walaupun sebagian sistem franchise memiliki unsur-unsur demikian, perbedaan BO dan franchise terletak pada kadar hubungannya. 
Dibandingkan franchise, BO sejatinya memiliki beberapa keuntungan. Principal dari pemilik BO menawarkan kebebasan dan fleksibilitas yang lebih dibandingakan apa yang akan didapatkan dalam frnachise. Selain itu BO biasanya mengenakan biaya awal yang lebih sedikit disbanding franchise dalam industri yang sama, dan mereka juga biasanya tidak mempersyaratkan kepada mitranya untuk membayar royalti secra terus-menerus, seperti yang ada dalam franchise. 
BO seringkali menjadi metode yang bagus untuk sebuah bisnis yang dilakukan di rumah, bisnis sampingan atau sebagai bahan pemasukan tambahan. Tetapi diablik keuntungan BO juga menyimpan beberapa kekurangan. Kekurangan yang terbesar adalah BO tidak memnerima bantuan yang signifikan dalam menset bisnis, dalam sistem manajemen, pelatihan, marketing, dan tidak mendapat support secara berkelanjutan. Sementara dalam franchise, sistem tealh disediakan oleh franchisor untuk franchiseenya untuk dapat digunakan untuk kesuksesan bisnisnya.

INOVASI BISNIS

1. Definisi Inovasi 
Bisnis Inovasi adalah memperkenalkan ide baru, barang baru, pelayanan baru dan cara-cara baru yang lebih bermanfaat. Amabile et al. (1996). Kata kunci lainnya dalam pengertian inovasi adalah baru. Santoso S. Hamijoyo dalam Cece Wijaya dkk (1992 : 6) menjabarkan bahwa kata baru diartikan sebagai apa saja yang belum dipahami, diterima atau dilaksanakan oleh si penerima pembaharuan, meskipun mungkin bukan baru lagi bagi orang lain. Akan tetapi, yang lebih penting dari sifatnya yang baru adalah sifat kualitatif yang berbeda dari sebelumnya. Kualitatif berarti bahwa inovasi itu memungkinkan adanya reorganisasi atau pengaturan kembali dalam bidang yang mendapat inovasi. 
Inovasi dapat menjadi positif atau negatif. Inovasi positif didefinisikan sebagai proses membuat perubahan terhadap sesuatu yang telah mapan dengan memperkenalkan sesuatu yang baru yang memberikan nilai tambah bagi pelanggan. Inovasi negatif menyebabkan pelanggan enggan untuk memakai produk tersebut karena tidak memiliki nilai tambah, merusak cita rasa dan kepercayaan pelanggan hilang. 
Menurut Joseph Schumpeter definisi inovasi dalam ekonomi,1934: Mengenalkan barang baru dimana para pelanggan belum mengenalnya atau kualitas baru dari sebuah barang: 

  • Mengenalkan metoda produksi baru yang dibutuhkan, ditemukan melalui serangkaian uji coba ilmiah; 
  • Membuka pasar baru, dimana perusahaan sejenis tidak memasukinya, baik pasar tersebut ada atau belum ada ketika perusahaan memasukinya; 
  • Menguasai sumber bahan baku baru untuk industri barang; 
  • Menjalankan organisasi baru, seperti menciptakan monopoli, atau membuka monopoli perusahaan lain. 
2. Tipe Inovasi

Ada 5 tipe inovasi menurut para ahli, yaitu:

  • a. Inovasi produk; yang melibatkan pengenalan barang baru, pelayanan baru yang secara substansial meningkat. Melibatkan peningkatan karakteristik fungsi juga, kemampuan teknisi, mudah menggunakannya. Contohnya: telepon genggam, komputer, kendaraan bermotor, dsb;
  • Inovasi proses; melibatkan implementasi peningkatan kualitas produk yang baru atau pengiriman barangnya; 
  • Inovasi pemasaran; mengembangkan metoda mencari pangsa pasar baru dengan meningkatkan kualitas desain, pengemasan, promosi;
  • Inovasi organisasi; kreasi organisasi baru, praktek bisnis, cara menjalankan organisasi atau perilaku berorganisasi; 
  • Inovasi model bisnis; mengubah cara berbisnis berdasarkan nilai yang dianut. 
3. Sumber Inovasi 

Terdapat dua sumber utama inovasi , yaitu:

  • Secara tradisional, sumbernya adalah inovasi fabrikasi. Hal tersebut karena agen (orang atau bisnis) berinovasi untuk menjual hasil inovasinya. 
  • Inovasi pengguna; hal tersebut dimana agen (orang atau bisnis) mengembangkan inovasi sendiri (pribadi atau di rumahnya sendiri), hal itu dilakukan karena produk yang dipakainya tidak memenuhi apa yang dibutuhkannya. 
4. Tujuan Inovasi 

Tujuan utama inovasi adalah: 

  • Meningkatkan Kualitas; 
  • Menciptakan Pasar Baru; 
  • Memperluas Jangkauan Produk; 
  • Mengurangi Biaya Tenaga Kerja 
  • Meningkatkan Proses Produksi; 
  • Mengurangi Bahan Baku; 
  • Mengurangi Kerusakan Lingkungan; 
  • Mengganti Produk Atau Pelayanan; 
  • Mengurangi Konsumsi Energi; 
  • Menyesuaikan Diri Dengan Undang-Undang;
5. Kegagalan Inovasi 

Hasil survey menunjukkan, bahwa dari 3000 ide tentang sebuah produk, hanya satu yang sukses di pasaran. Kegagalan inovasi mengakibatkan hilangnya sejumlah nilai investasi, menurunkan moral pekerja, meningkatkan sikap sinis, atau penolakan produk serupa dimaa datang. Padahal produk yang gagal seringkali memiliki potensis ebagai ide yang baik, penolakan terjadi karena kurangnya modal, keahlian yang kurang, atau produk tidak sesuai kebutuhan pasar. Kegagalan harus diidentifikasi dan diselesksi ketika proses berlangsung. Penyeleksian dini memungkinkan kita dapat menghindari uji coba ide yang tidak cocok dengan bahan baku, sehingga dapat menghemat biaya produksi. 
Penyebab umum gagalnya suatu proses inovasi, dapat disaring kedalam 5 macam, yaitu: 

  • Definisi tujuan yang buruk
  • Buruknya mensejajarkan aksi untuk mencapai tujuan; 
  • Buruknya partisipasi anggota tim; 
  • Buruknya pengawasan produk; 
  • Buruknya komunikasi dan akses informasi.
6. Siklus Inovasi 

Siklus inovasi berlangsung seperti kurva difusi dimana pada tahap awal, tumbuh relatif lambat, ketika kemudian pelanggan merespon produk tersebut sebagai sebuah kebutuhan maka pertumbuhan produk meningkat secara eksponensial. Pertumbuhan produk akan terus meningkat bila dilakukan inkrenetori inovasi atau mengubah produk. Di akhir kurva pergerakannya melambat kembali dan cenderung menurun.
Gambar  Siklus Inovasi 
Perusahaan yang inovatif akan bekerja dengan cara inovasi baru, yang menggantikan cara lama untuk mempertahankan tumbuhnya kurva melalui pembaharuan teknologi, bila teknologi tidak dilakukan pembaharuan pertumbuhan akan cenderung stagnan atau bahkan menurun.

Kamis, 19 April 2012

5S

2.1. Defenisi 5S
5S adalah teknik didalam penataan sisitem kerja yang berprinsip pada konsep perapihan, peyusunan, pembersihan, dan pemeliharaan. Bila hai ini diupayakan mejadi suatu kebiasaan, maka akan menjadi 5S. 5S ini merupakan implementasi dari kaizen yang digunakan peruahaan-perusahaan jepang. Lima langkah ini dalam bahasa jepang sering disebut dengan seiri,seiton, seiso, seiketsu, dan shitsuke.
Istilah-istilah lain 5S yaitu:
5S juga merupakan budaya tentang bagaimana seorang memperlakukan tempat kerjanya secara benar sehingga dapat diciptakan kemudahan bekerja.
Tujuan 5S selain untuk menciptakan semangat untuk mematuhi seluruh aturan yang ditetapkan, bertujuan juga:
1. Efisiensi kerja (Optimalisasi sumber daya)
2. Produktivikasi kerja (Peningkatan nilai tambah pada hasil kerja)
3. Kualitas kerja (Kesesuaian hasil kerja terhadap kebutuhan)
4. Keselamatan kerja (Pekerjaan dapat dilakukan secara aman dan selamat)
5. Kenyamanan Kerja
Selain itu 5S berupaya mencapai target akhir yaitu:
1. Meningkatkan standar pengawasan (kontrol).
2. Meningkatkan karakter dan martabat perusahaan dan pegawainya.
3. Menghadirkan sistim organisasi yang aktif.
2.2. 5S Sebagai Dasar Penyempurnaan
2.2.1. Seiri
Seiri (Pemilahan) dapat didefinisikan:
1. Memisahkan barang secara jelas ke dalam kelompok yang tidak perlu
2. Membuang yang tidak perlu dan menyimpan yang perlu sesuai dengan tingkat kepentingannya dan frekuensi penggunaannya
Dengan pemilahan (seiri), kita dapat terbebas dari dokumen dan barang-barang yang tidak diperlukan. Seangkan barang yang diperlukan tersimpan dalam kelompok-kelompok yang sesuai dengan tingkat kepentingannya sehingga bila dibutuhkan, dokumen dan barang-barang tersebut dapat ditemukan dengan mudah dan cepat.
Beberapa Manfaat Pemilahan:
1. Ruang dapat dimanfaatkan secara lebih efektif
2. Mencegah barang-barang dari resiko keusangan dan kerusakan
3. Mempersingkat waktu dalam mencari barang yang diperlukan
4. Menurunkan jumlah persediaan
5. Menurunkan waktu pemeliharaan
Jadi pemilahan dapat menurunkan biaya produksi, meningkatkan efisiensi, meningkatkan produktivitas sertakeselamatan kerja lebih terjamin.
Dalam melakukan pemilahan perlu diambil Keputusan yang mantap, antara lain:
1. Apa yang akan dipilah
2. Mengapa pemilahan perlu dilakukan
3. Dimana pemilahan akan dilakukan dan dimana
barang-barang hasil pemilahan akan disimpan
4. Bagaimana pemilahan akan dilakukan. Tetapkan
metode yang akan digunakan
5. Kapan pemilahan akan dilakukan.
6. Siapa yang melakukan pemilahan.

Untuk mengambil suatu keputusan dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1. Alat kerja. Alat periksa dan alat ukur yang diperlukan dan tidak diperlukan dalam pekerjaan dipisahkan.
2. Alat kerja dan alat periksa yang untuk sementara waktu tidak digunakan disimpan pada tempat yang terpisah
3. Barang-barang didepan alat pemadam kebakaran, panel box dan barang perawatan lainnya dipisahkan
4. Lokasi kerja dan jalan dibedakan
Suatu cara untuk mengidentifikasi barang tidak perlu atau berada ditempat yang salah yaitu:
1. Membuat peraturan
2. Identifikasi barang tak perlu dan salah tempat
3. Tempel red tags
4. Pindahkan ke holding area
5. Keluarkan barang yang tidak perlu
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam proses pemilahan yaitu:
1. Penempatan hasil produksi. Bahan suku cadang dan peralatan lainnya dipisahkan.
2. Dokumen dan kertas kerja dipisahkan sedemikian rupa agar langsung dapat ditentukan hanya dengan melihat saja.
3. Tidak membiarkan barang yang tidak perlu di dalam lokasi pekerjaan
4. Pisahkan antara jenis-jenis sampah dan kotoran
5. Tidak ada barang yang tidak berguna diatas meja kerja ataupun lemari
Langkah –langkah pemilahan yang dapat dilakukan antara lain:
1. Tetapkan apa yang akan dipilah
2. Pisahkan mana yang:
(a) perlu
(b) tidak perlu
3. Buang yang tidak perlu
4. Kelompokkan yang perlu ke dalam katagori:
(a) tidak penting
(b) berlebih
(c) Digunakan sehari-hari
5. Simpan yang tidak penting dan berlebih secara terpisah
6. Tetapkan bagaimana menangani barang-barang yang tidak penting dan berlebih
7. Kelompokkan barang-barang yang digunakan sehari-hari menurut:
a) Tujuan
b) Fungsi
c) jenisnya
8. Tempatkan barang-barang yang digunakan sehari-hari dalam rak pemilahan menurut pengelompokkannya
9. Sesuaikan penempatan rak jika jumlah barang-barang berkurang atau bertambah
10. Tuliskan kembali daftar pengelompokkan barang atau hapuskan sesuai keperluan
11. Tuliskan kembali identitas rak atau hapuskan sesuai keperluan
12. Tuliskan kembali nomor-nomor barang atau hanya memberi tanda pada barang-barang baru
2.2.2. Seiton
Seiton-Rapih- Penataan adalah Merapihkan atau menata barang-barang yang telah diringkasi sedemikian rupa, sehingga barang yang diperlukan mudah diambil dan dikembalikan pada tempatnya. Dengan penataan (seiton). Sarana-saranA kerja ditempatkan sedemikian rupa sehingga pekerjaan dapat dilakukan dengan cepat dan benar, Serta ketentuan-ketentuan SQP (Safety=Keselamatan; Quality = Kualitas; Productivity = Produktivitas) dapat terpenuhi.
Manfaat dari penataan yaitu Ditempat kerja, pemilahan perlu mendapat perhatian serius karena memiliki manfaat besar dan jelas. Sebaliknya, penataan sering terabaikan, karena dianggap kurang memberi manfaat besar. Dengan terabaikannya kegiatan penataan maka hasil akan menjadi kurang maksimal.
Sebagai contoh dalam persiapan membuat kue, bahan-bahan yang diperlukan sudah dipersiapkan, demikian pula peralatan memasaknya. Dengan penataan yang baik di dekat tempat memasak, maka apabila diperlukan. Kita tahu persis dimana diletakkan dan mudah menjangkaunya. Untuk aktivitas yang lebih kompleks, seperti yang dilakukan di pabrik, penataan menjadi bagian penting karena dapat meningkatkan waktu produktif dengan menurunkan waktu persiapan penyetelan peralatan, menekan cacat, kerusakan, kecelakaan, serta polusi
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam proses penataan antaralain:
1. Alat kerja, alat periksa dan ukur yang diperlukan diatur dan ditempatkan secara terpisah sehingga mudah terjangkau.
2. Tidak menaruh barang pada tempat yang dapat mengganggu pekerjaan.
3. Cara menaruh dan menyusun bahan dan suku cadang lainnya harus aman.
4. Alat kerja dan alat periksa selalu teratur. Tidak menaruh yang rusak maupun yang jelek.
5. Tidak menaruh barang yang berbahaya selain pada tempat yang telah ditentukan.
6. Setelah digunakan alat pembersih disimpan pada tempat yang telah ditentukan.
7. Dokumen dan kertas kerja diatur sedemikian rupa agar langsung dicari dengan mudah.
8. Petunjuk jalan yang penting dan tempat penyimpanan barang harus tertera jelas.
9. Tempat meletakkan bahan, barang produksi, kotak kosong dan kereta dorong terlihat jelas.
10. Papan pengumuman terletak pada tempat yang mudah dilihat.
11. Para penanggung jawab pada waktu akan menggunakan alat pemadam kebakaran dan hydrant harus diberi tanda pengenal agar mudah dikeluarkan setiap saat untuk melaksanakan tugasnya.
12. Tidak meletakkan barang-barang dijalanan yang dapat mengganggu fungsi jalan tersebut.
13. Identitas barang harus jelas.
Adapun langkah-langkah dalam proses penataan antaralain:
1. Melakukan persiapan di luar waktu operasi yang sesungguhnya
2. Mengelompokkan peralatan peralatan yang dibutuhkan untuk satu kegiatan dalam satu perangkat
3. Menerapkan operasi paralel dimana sekelompok karyawan melakukan kegiatan penyiapan secara serempak.
4. Mengubah sistem pembagian tugas supaya lebih merata dan mengatasi kemungkinan bottleneck (pekerjaan terhambat karena adanya penumpukkan di dsatu orang atau unit kerja).
5. Teliti kembali seluruh kegiatan untuk menggali peluang meringkas menggabungkan mengubah urutan, serta menyederhanakan proses.
2.2.3. Seiso
Seiso-pembersihan-resik adalah kegiatan menghilangkan sampah, kotoran, dan benda asing. Kegiatan pembersihan tidak harus dilakukan setelah seiri dan seiton) sebelumnya karena sebelum, selama, dan sesudah kedua kegiatan tersebut, pembersihan dapat dilakukan.
Dengan pembersihan (Seiso), barang, alat, dan tempat kerja dibersihkan dari sampah kotoran. Selain itu, pembersihan juga berfungsi menunjukkan kerusakan-kerusakan yang ditemukan ketika barang, alat dan tempat kerja dibersihkan. Sehingga kegiatan pembersihan dapat dipandang sebagai kegiatan inspeksi secara terus-menerus. Dengan pembersihan, fasilitas kerja menjadi bersih (dari kotoran) dan handal (hanya mengandung sedikit kerusakan).
Bila pembersihan dilakukan dengan benar, selalu ada manfaat yang dapat diperoleh.
Sebagai contoh pembersihan fasilitas mekanis, berarti kegiatan membersihkan fasilitas dari sampah dan kotoran, memeriksa dan menyentuh fasilitas tersebut dari atas sampai bawah sehingga kerusakan-kerusakan tersembunyi dan kecil seperti kendor, bocor, suara-suara tidak normal, dan sebagainya, dapat segera dideteksidan diperbaiki sebelum kerusakan tersebut menjadi parah.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam proses pembersihan yaitu:
1. Semua tempat di Lokasi kerja harus terjangkau untuk dibersihkan.
2. Alat kebersihan yang diperlukan semuanya harus tersedia.
3. Lantai maupun jalanan tidak terkotori oleh debu maupun minyak.
4. Pipa dan kabel listrik tidak boleh kotor dan tidak boleh terkena minyak.
5. Tidak boleh ada alat penerangan dan kipas angin yang kotor.
6. Pembuangan puntung rokok pada tempat yang aman dan dalam jangka waktu tertentu.
7. Tidak membiarkan sisa bahan kimia, sisa bahan dan tempat kosong disembarang tempat.
8. Mesin, fasilitas, peralatan air dan lain-lain dikontrol agar selalu dibersihkan dalam jangka waktu tertentu.
9. Kaleng kosong tersimpan pada tempat yang telah ditentukan dan teratur.
10. Tidak ada mesin, peralatan dan fasilitas yang rusak, kalau ada rencanakan untuk memperbaikinya.
11. Tidak ada tempat di lokasi kerja yang berdebu.
12. Dibuat pembagian kerja untuk membersihkan lingkungan kerja.
Adapun langkah-langkah yang harus diperhatikan antara lain:
1. Pembersihan harus dilakukan dalam waktu sesingkat mungkin sebelum dan sesudah kegiatan pemilihan dan penataan. Agar pembersihan dapat dilakukan dalam waktu singkat, maka dari awal sarana dan prasarana kerja harus dilindungi dari sampah dan kotoran. Tempat-tempat yang sulit dibersihkan harus dikurangi hdan kerusakan-kerusakan kecil harus segera diperbaiki.
2. Kegiatan pembersihan diatas harus dilakukan secara sistematis
3. Obyek-obyek yang dibersihkan meliputi juga lantai, gang dan langit-langit
2.2.4. Seiketsu
Seiketsu-pemantapan-rawat adalah Membakukan dan mempertahankan kegiatan pemilahan, penataan, dan pembersihan agar selalu ringkas, rapi, dan bersih. Elemen keempat dari program 5-S adalah pemantapan (seiketsu). Pemantapan juga berarti stadarisasi, yaitu kegiatan yang melibatkan pembuatan sistem yang jelas untuk memelihara agar manfaat dari ketiga “S” sebelumnya dapat diperoleh.
Pemantapan melibatkan aktivitas pembuatan label-label petunjuk-petunjuk yang mudah dipahami, maka setiap orang ditempat kerja (pabrik, bengkel maupun kantor) akan mengerti apakah suatu mesin, misalnya berfungsi dengan baik atau tidak
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemantapan yaitu:
1. Tidak memakai pakaian yang tidak leluasa dalam pekerjaan.
2. Pakaian kerja, helmet, sepatu yang aman tidak dibiarkan kotor
3. Dispenser aqua, saluran pembuangan, tempat cuci tangan dan toilet selalu dalam keadaan bersih.
4. Meja, lemari, kursi, kipas angin dan air condisioner selalu dalam keadaan bersih.
5. Fasilitas darurat dilengkapi, obat-obatan dalam keadaan bersih.
6. Papan tulis dan papan pengumuman dalam keadaan bersih.
7. Tanda pengenal atau tanda petunjuk yang telah ditetapkan jelas terpasang.
8. Waktu mengeluarkan dokumen dan surat-surat secara darurat harus dalam keadaan mudah terjangkau dan tersusun jelas.
9. Lembar periksa bagi semua bagian yang memerlukan pemeriksaan rutin.
10. Tidak membawa barang pribadi ke dalam lokasi kerja.
2.2.5. Shitsuke
Shitsuke-rajin-pembiasaan adalah membiasakan untuk selalu mematuhi apa yang telah dibakukan . Istilah lain dari pembiasaan yaitu Sustain/ Disiplin.
Berbeda dengan ke 4-S lainnya, pembiasaan merupakan fenomena abstrak yang berkaitan erat dengan perasaan individu. Ditempat kerja, istilah pembiasaan (shitsuke) yang digunakan umumnya berarti menjaga kebersihan dan kerapian diri, dan mempunyai kebiasaan untuk mematuhi peraturan-peraturan tempat kerja. Oleh sebab itu, pembiasaan mempunyai peran yang sangat penting bagi terlaksananya ke-4-S lainnya. Tanpa pembiasaan, orang tidak dapat bersikap teguh untuk memlihara Pemilahan, Penataan, Pembersihan, dan Pemantapan.
Pada prinsipnya , karena pembiasaan ditujukan agar ke-4-S lainnya benar-benar diterapkan tanpa menjadi kendor, maka manfaat yang diberikan oleh pembiasaan adalah menjaga agar manfaat dari ke-4-S lainnya tetap terpelihara
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam proses pembiasan yaitu:
1. Pakaian kerja, topi, kartu pengenal dan emblem dipakai secara benar.
2. Penampilan rapi dan berkelakuan sopan.
3. Berusaha melakukan salam ucapan dengan baik.
4. Melaksanakan komunikasi pagi.
5. Alat-alat perlindungan yang ditetapkan dipakai dengan baik pada waktu bekerja.
6. Melakukan pekerjaan sesuai dengan tata cara yang telah ditetapkan.
7. Membedakan secara tegas antara tugas dinas dan pribadi.
8. Melakukan pemeriksaan secara teratur pada waktu yang telah ditetapkan.
9. Mesin-mesin dan peralatannya terurus dengan baik.
10. Tempat istirahat karyawan selalu dijaga kenyamanannya.
11. Merokok pada tempat yang telah ditentukan.
12. Asbak selalu dalam keadaan bersih.
13. Matikan lampu bila tidak digunakan.
14. Penerapan on the job training sesuai standar kerja ( SOS ).
15. Menciptakan latihan kerja dan penggunaan alat kerja.
Shitsuke selalu berpatokan pada peraturan:
1. Jadikan prosedur sebagai kebiasaan
2. Pelatihan yang benar terhadap seluruh karyawan
3. Buat perjanjian dari karyawan pabrik tentang perubahan dalam kebiasaan kerja
Langkah-langkah yang harus diterapkan untuk mencapai shitsuke yaitu:
1. Dasar-dasar pembiasan dimulai dari mentaati peraturan perusahaan, dan kebiasaan-kebiasaan yang berlaku di perusahaan. Supaya ditaati maka, peraturan kebiasaan serta hak perusahaan harus dipahami dulu melalui pelatihan
2. Kemudian sikap yang positif tersebut dilanjutkan dengan mentaati peraturan-peraturan untuk memelihara lingkungan kerja yang teratur dan menyenangkan
3. Mentaati sistem 4-SS untuk menyempurnakan tingkat produksi sebenarnya
4. Mentaati sistem produksi untuk meningkatkan produktivitas
Supaya ke-4-S dan pembiasaan dapat secara efisien berjalan, dapat dilakukan kegiatan-kegiatan untuk memotivasi karyawan. Contoh, beberapa perusahaan dapat menerapkan strategi label-merah, yaitu untuk tempat-tempat yang berantakan diberi label-label warna merah. Setelah tempat-tempat itu dibereskan, label merah diganti dengan label warna lain.
Strategi untuk memotivasi karyawan dapat pula dilakukan dengan pemberian sertifikat atau hadiah pada tempat kerja dengan hasil penyempurnaan terbaik. Dapat pula diadakan “Perang” antar unit kerja untuk memperebutkan piala penyempurnaan lingkungan kerja.

Gugus Kendali Mutu (GKM)

2.1 Definisi Gugus Kendali Mutu (GKM)
Gugus Kendali Mutu atau Quality Control Circle (QCC) adalah kelompok kecil yang terdiri dari 4 - 10 orang dari lingkup kerja yang sama, dengan sukarela melakukan kegiatan kontrol dengan improvement secara berkesinambungan dengan menggunakan teknik-teknik pengendalian mutu.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penerapan GKM
• Terdiri dari kelompok kecil (5 – 10 orang)
• Melakukan kontrol dengan improvement
• Dari lingkup kerja yang sama
• Berkesinambungan
• Partisipasi setiap anggota
• Pengembangan diri dan bersama
• Memakai teknik-teknik pengedalian mutu
• Merupakan bagian-bagian dari TQC
2.2 Tujuan GKM
1. Menggali dan mengembangkan kemampuan para staf perindividu
2. Menciptakan suasana kerja secara kekeluargaan yang harmonis
3. Meningkatkan mutu kerja dan hasil kerja
4. Meningkatkan rasa tanggung jawab seluruh staf untuk maju dan
berkembang.
5. Memberi kesempatan kepada staf –staf untuk maju dan berkembang
6. Menciptakan hubungan yang harmonis dan dinamis antara pimpinan
dengan para stafnya
7. Meningkatkan kemampuan dalam memecahkan masalah
8. Menampung dan menyalurkan saran-saran positif dari seluruh staf dan
pegawai puskesmas.

2.3 Manfaat GKM
2.3.1 Bagi Staf puskesmas :
• Kesempatan untuk meningkatkan kemampuan pribadi.
• Kesempatan untuk menemukan dan memecahkan masalah yang belum
mendapat perhatian orang lain.
• Latihan menganalisis masalah dengan mempergunakan metode-metode statistik yang praktis.
• Lebih memahami teknik-teknik pengendalian kualitas.
• Mendorong peningkatan kreativitas.
2.3.2 Bagi puskesmas :
• Sarana untuk meningkatkan produktivitas.
• Kualitas hasil kerja pelayanan dan jasa menjadi lebih baik.
• Membangkitkan semangat dan mengembangkan rasa memiliki, bertanggung jawab dan selalu mawas diri dari seluruh karyawan puskesmas.
• Mengurangi kesalahan serta memperbaiki mutu.
Tiga ciri dalam melaksanakan GKM
• Partisipasi
Yaitu keterlibatan dari seluruh karyawan yang ada dari tingkat pimpinan paling atas sampai pada karyawan pelaksana dalam melalukan perbaikan mutu yang dilakukan secara berkerjasama. Jika partisipasi total sudah dilaksanakan, berarti komitmen sudah diwujudkan. Yang dimaksud komitmen adalah, adanya dukungan dan keterlibatan pimpinan dan karyawan yang konsisten
• Menggunakan statistic
Metode Statistik yang diperlukan sangat sederhana dan mudah dipelajari. Statistik menjadi penting dalam penerapan GKM karena setiap orang harus berbicara dengan fakta dan data sehingga mudah untuk bertanggung jawab dari setiap pengendalian, dengan tidak dengan perkiraan atau kemungkinan- kemungkinan. Ini dimaksudkan agar analisa semakin tajam dan memudahkan melalukan evaluasi.
• Pengendalian PDCA
Yang dimaksud pengendalian adalah memutar roda PDCA. Hasil yang baik adalah karena perencanaan yang baik. Tidak ada hasil yang baik tanpa perencanaan. Banyak perusahaan yang tetap bertahan ( survive ) dan mempunyai daya saing mulai dengan budaya PDCA ini
P = Plan , rencanakan.
D = Do , kerjakan sesuai rencana.
C = Check , periksa hasilnya.
A = Action, tindakan.
Didalam system manjemen TQC, masalah adalah sesuatu yang kita terima, kita proses dan kita hasilkan, yang masing- masing mempunyai tingkat ukuran, atau yang disebut mutu. Dengan demikian pengertian masalah adalah, mutu dari seluruh bidang kegiatan.
Penilaian terhadap mutu biasanya dilakukan hanya setelah orang melihat hasil akhir yang dicapai, sehingga perhatian yang dicurahkan untuk mencapai penilaian yang baik hanya pada kegiatan akhir. Akibatnya, tindakan yang dilakukan untuk mengendalikan masalah yang timbul adalah merupakan perbaikan, bukan pencegahan.
Tindakan pencegahan sebenarnya dapat dilakukan apabila kita mengenal masalah, yang didalam TQC dibagi dalam beberapa bidang, yang disebut thema mutu, yaitu;
 Mutu Pelayanan ( service )
 Mutu Biaya ( Cost )
 Mutu Keselamatan / Mutu Kesehatan ( Safety )
 Mutu Moral ( Morale )
2.4 Struktur Organisasi GKM
1. Fasilitator
- Memberi pelatihan kepada pimpinan dan anggota GKM
- Koordinator GKM
- Mediator antara GKM dengan pucuk pimpinan Perushaan
2. Pimpinan(Leader) GKM
- Memimpin secara aktif
- Mendorong para kariawan agar aktif
- mengelola jalannya kerja
- Bertanggung jawab terhadap kegiatan GKM
- Bersama fasilitator memberikan pelatihan kepada anggota GKM
3. Advisor
Orang yang dilibatkan sebagai narasumber karena keahliannya (expert)
4. Thema Leader
Pemimpin circle dengan tema yang sedang berjalan
5. Notulen
Dokumentasi setiap pertemuan
6. Anggota GKM
Adalah para staf puskesmas
2.5 Delapan Langkah Perbaikan Mutu
Plan 1. Mencari masalah
2. Menganalisa data
3. Mencari penyebab masalah
4. Membuat rencana perbaikan
5. Melaksanakan perbaikan
( Do ) 6. Memeriksa hasil perbaikan
(Check) 7. Standarisasi
(Action)8. Menetapkan rencana berikutnya
2.5.1 Mencari masalah
Amati semua masalah yang ada, yaitu segala sesuatu yang tidak memenuhi persyaratan yang telah ditentukan Dari semua masalah ini, pilih satu yang paling besar dampaknya kepada keseluruhan proses.
1. Adakah sesuatu yang menimbulkan kesulitan bagi para pasien
2. Adakah sesuatu pekerjaan atau operasi yang sulit atau susah dikerjakan.
3. Adakah sesuatu yang membahayakan.
4. Adakah sesuatu yang sia-sia.
o Alat bantu yang mungkin digunakan:
1. Brainstrorming
2. Teknik Menemukan Masalah
3. Flowchart
4. Parameter
5. Parameter kritis
2.5.2 Menganalisa data
Berdasarkan masalah terpilih, kumpulakan data dan lakukan analisa.
o Alat bantu yang mungkin digunakan:
1. Lembar Data
2. Stratifikasi
3. Diagram Pareto
4. Grafik
5. Histogram
6. Diagram Tebar/Pencar
2.5.3 Mencari penyebab masalah
1. Rencana perbaikan harus SMART :
(Specific, Measureable, Achievable, Realistic, Timelines).
2. Tentukan target yang ingin dicapai.
3. Gunakan tabel 5W + 1H.
(Why, What, Where, When, How, dan Who).
4. Minta persetujuan atasan.
Beritahu bagian-bagian lain yang terkait.
5. Menemukan akar permasalahan/memahami permasalahan.
6. Memahami kondisi-kondisi yang tidak baik atau penyimpangan yang ada di tempat terjadinya masalah.
2.5.4 Analisa sebab akibat dan target
Buat analisa sebab akibat, dengan memasukkan segala sesuatu yang mungkin menjadi penyebab dari masalah yang telah terpilih dari segala sebab-sebab yang mungkin, pilih beberapa yang pengaruhnya besar kepada masalah yang dibahas.
1. Analisa faktor yang berkaitan dengan akar permasalahan.
2. Persempit penyebab dengan bertanya “mengapa” berulang-ulang (prinsip 5 why), tapi bila 5 why tidak terurai/buntu jangan diteruskan nanti akan mengada-ada.
3. Menguji logika, setelah selesai dibuat uji kembali hubungan sebab akibatnya.
4. Alat bantu yang mungkin digunakan:
a. Diagram Sebab Akibat (Diagram Ishikawa).
b. Lembar Data.
c. Grafik .
d. Brainstorming.
e. Diagram Alir.
2.5.5 Merencankan penanggulangan
1. Kumpulkan ide alternatif penanggulangan dari anggota circle.
2. Evaluasi alternatif penanggulangan.
3. Susun rencana pananggulangan dalam bentuk tabel, perjelas rencana dengan merinci 5W + 1H :
What = apa alternatif perbaikannya.
Why = mengapa itu dilakukan.
Where = dimana dilaksanakannya.
When = kapan akan dilaksanakan.
Who = siapa penanggung jawabnya.
How = bagaimana cara memperbaikinya.
4. Akan lebih baik bila ditambah How much = berapa biayanya.
2.5.6 Melaksanakan Penanggulangan
Yang perlu diperhatikan :
1. Lakukan penanggulangan sesuai rencana.
2. Setiap anggota circle harus berpatisipasi aktif.
3. Kumpulkan data dan cacat penyimpangan yang terjadi selama melaksanakan penanggulangan.
4. Bila ditengah pelaksanaan ada ide yang lebih baik dari yang sudah direncanakan, diskusikan pada waktu meeting.
2.5.7 Evaluasi hasil
Aktivitas yang dilakukan :
1. Periksa hasil dengan menggunakan tolak ukur yang sama.
2. Bandingkan hasil yang dicapai setelah perbaikan dengan hasil sebelum perbaikan.
3. Evaluasi pula efek-efek sampingan yang tidak diharapkan baik dalam bentuk kualitas, cost, delivery, safety, dll.
4. Buat ringkasan tentang keuntungan yang diperoleh dari hasil improvement baik keuntungan dalam bentuk uang ataupun bentuk lain.
5. Bila hasil penanggulangan kurang memuaskan, periksa kembali rencana kerjanya sudah baik atau belum?
2.5.8 Standarisasi dan rencana berikut
Hal-hal yang perlu dilakukan :
1. Kemukakan masalah-masalah yang masih ada. Masalah umumnya tidak dapat ditanggulangi dengan sempurna. Walaupun tidak tuntas, sebaiknya dibuat daftar apa aja yang sudah dikerjakan dengan baik dan apa saja yang belum baik
2. Buat rencana yang akan dilakukan dengan masalah yang masih tertinggal. Masalah yang terpenting dipilih sebagai tema untuk aktivitas selanjutnya.
3. Pikirkan dan ulas apa saja yang sudah berjalan dengan baik dan apa saja yang belum baik.
2.6 Tujuh alat yang digunakan dalam perbaikan mutu
2.6.1 Check Sheet
Check Sheet adalah merupakan alat yang mutlak diperlukan bagi mereka yang melaksanakan penelitian dan pengendalian kualitas atau kuantitas barang ataupun jasa. Karena dari data yang didapat / dikumpulkan dapat mengambil suatu gambaran, kesimpulan ataupun keputusan yang akurat.Tanpa mempunyai data membuat pengambilan kesimpulan / keputusan ataupun rencana tindakan hanya berdasarkan kira-kira saja, sehingga bukan suatu yang mustahil akhirnya kesimpulan / keputusan akan jauh dari yang diharapkan.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam membuat Check Sheet, antara lain :
 Sasarannya harus jelas
 Keterangan yang diperlukan memenuhi sasaran
 Dapat diisi dengan mudah dan cepat
 Dapat disimpulkan dengan cepat

2.6.2 Stratifikasi
Yaitu mengkalisifikasikan data/masalah menjadi kelompok yang sejenis yang lebih kecil atau menjadi unsur-unsur tunggal dari data/masalah sehingga menjadi lebih jelas.
Fungsi stratifikasi adalah untuk mengetahui secara terperinci pengelompokan faktor-faktor yang akan mempengaruhi karakteristik mutu sehingga mudah di analisis.

2.6.3 Diagram Pareto
Diagram Pareto adalah kombinasi dua macam bentuk grafik yaitu grafik kolom dan grafik garis, berguna untuk :
 menunjukkan masalah utama/pokok masalah.
 menyatakan perbandingan masing-masing masalah terhadap keseluruhan.
 menunjukkan perbadingan masalah sebelum dan sesudah perbaikan.

2.6.4 Diagram Sebab Akibat (Fishbone Diagram)
Disebut juga “ Grafik Tulang Ikan”, yaitu diagram yang menunjukkan sebab akibat yang berguna untuk mencari atau menganalisa sebab - sebab timbulnya masalah sehingga memudahkan cara mengatasinya.
Penggunaan Analisis Sebab Akibat :
 Untuk mengenal penyebab yang penting.
 Untuk memahami semua akibat dan penyebab.
 Untuk membandingkan prosedur kerja.
 Untuk menemukan pemecahan yang tepat.
 Untuk memecahkan hal apa yang harus diilakukan.
 Untuk mengembangakan proses.
2.6.5 Histogram
Histogram adalah bentuk dari grafik kolom yang memperlihatkan distribusi yang diperoleh bila mana data dalam bentuk angka telah terkumpul. Meskipun suatu histogram dibuat berdasarkan contoh data, namun tujuannya adalah untuk memberikan saran mengenai kemungkinan distribusi keseluruhan data (populasi) yang contoh datanya diambil. Dalam Histogram, nilai dari peubah berkesinambungan digambarkan pada sumbu horizontal yang dibagi dalam kelas atau sel yang mempunyai ukuran sama. Biasanya ada satu kolom untuk tiap kelas dan tingginya kolom menggambarkan jumlah terjadinya nilai data dalam jarak yang digambarkan oleh kelas. Histogram ini dipakai untuk menentukan masalah dengan melihat bentuk dan sifat dispersi dan nilai rata-rata.

2.6.6 Diagram Tebar (Scatter Diagram)
Menggambarkan hubungan antara dua data yang dipetakan dalam suatu diagram. Diagram tebar digunakan sebagai alat penguji hubungan antara sebab dan akibat.
2.6.7 Grafik / Peta Kendali
Grafik adalah kumpulan data yang dinyatakan dalam bentuk gambar secara sistematis. Gunanya grafik :
a) Mempermudah, memperjelas serta mempercepat pembacaan data.
b) Dapat memaparkan data yang lalu dan data yang baru sekaligus.
c) Dapat melihat dengan jelas perbadingan dengan data lain yang berhubungan.
d) Untuk membantu / mempermudah manganalisa dalam pengambilan keputusan berbagai jenis grafik digunakan, yang pemakaiannya tergantung pada tujuan analisis.

QFD

QUALITY FUNCTION DEVELOPMENT

Sejarah QFD
QFD muncul pada tahun 1965 – 1967 ketika Yoji Akao dan Katsuyoshi Ishihara mempraktekannya pada bidang pengendalian kualitas. Untuk memajukan TQM, mereka menyebarkan definisi yang hampir sama dengan QFD, dimana fungsi – fungsi dari kualitas dikerahkan untuk mencapai kualitas itu sendiri. QFD ini didasari pada penelitian Katsuyoshi Ishihara yang pada waktu itu bekerja pada divisi komponen elektronik di perusahaan Matsushita. Ia merupakan perang pertama yang menerapkan pengerahahan fungsi (Function Deployment) untuk memperjelas tugas – tugas dari kualitas. QFD diterapkan pertama kali di Jepang oleh Mitsubishi’s Kobe Shipyard pada 1972 yang kemudian diadopsi oleh Toyota, Ford motor Company, dan Xerox membawa konsep ini ke Amerika Serikat pada tahun 1986. Semenjak itu QFD banyak diterapkan oleh perusahaan – perusahaan Jepang, Amerika Serikat, dan Eropa.
Pengertian QFD
Menurut (Akao, 1990; Urban, 1993) QFD merupakan metodologi untuk menterjemahkan keinginan dan kebutuhan konsumen ke dalam suatu rancangan produk yang memiliki persyaratan teknis dan karakteristik kualitas tertentu.
Menurut (Cohen, 1995) QFD adalah metodologi terstruktur yang digunakan dalam proses perancangan dan pengembangan produk suntuk menetapkan spesifikasi kebutuhan dan keinginan konsumen, serta mengevaluasi secara sistematis kapabilitas produk atau jasa dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen).
Menurut (Djati, 2003) QFD adalah sebuah sistem pengembangan produk yang dimulai dari merancang produk, proses manufaktur, sampai produk tersebut ke tangan konsumen, dimana pengembangan produk berdasarkan keinginan konsumen
Jadi dapat disimpulkan bahwa QFD sebenarnya merupakan suatu jalan bagi perusahaan untuk mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan serta keinginan konsumen terhadap produk atau jasa yang dihasilkannya. QFD merupakan alat perencanaan yang digunakan untuk memenuhi harapan-harapan konsumen.
TUJUAN QFD
1. Memenuhi sebanyak mungkin harapan konsumen, dan berusaha melampaui harapan tersebut dengan merancang produk baru agar dapat berkompetisi dengan produk dari kompetitor untuk kepuasan konsumen.
2. Menerapkan desain yang berorientasi pada pelanggan dengan mengadaptasi beberapa matriks dan tabel.
3. Membuat "suara pelanggan" bisa didengar lebih jelas dalam proses pengembangan produk-produk baru dan proses-proses terkait lainnya
Kegunaan QFD
Memastikan bahwa suatu perusahaan memusatkan perhatiannya terhadap kebutuhan konsumen sebelum setiap pekerjaan perancangan dilakukan. Kegunaannya antara lain sebagai berikut:
1. Meningkatkan keandalan produk
2. Meningkatkan kualitas produk
3. Meningkatkan kepuasan konsumen
4. Memperpendek time to market
5. Mereduksi biaya perancangan
6. Meningkatkan komunikasi
7. Meningkatkan produktivitas
8. Meningkatkan keuntungan perusahaan
Keuntungan QFD
1. Memperjelas area dimana tim pengembangan produk perlu untuk memenuhi informasi dalam mendefenisikan produk atau jasa yang akan memenuhi kebutuhan konsumen.
2. Mempunyai bentuk yang jelas dan teratur serta kemampuan untuk penelusuran kembali pada kebutuhan konsumen dari seluruh data atau informasi yang tim produk butuhkan untuk membuat keputusan yang tepat dalam hal defenisi, desain, produksi dan penyediaan produk.
3. Menyediakan forum untuk analisa masalah yang timbul dari data yang tersedia mengenai kepuasan konsumen dan kemampuan kompetisi produk atau jasa.
4. Menyimpan perencanaan untuk produk sebagai hasil keputusan bersama.
5. Dapat digunakan untuk mengkomunikasikan rencana terhadap produk untuk mendukung manajemen dari pihak lainnya yang bertanggung jawab terhadap implementasi dari rencana tersebut
Hierarki Matrik QFD
Dengan menggunakan metodologi QFD dalam proses perancangan dan pengembangan produk, maka akan dikenal empat jenis tahapan, antara lain:
1. Tahap Perencanaan Produk (House of Quality)
2. Tahap Perencanaan Komponen (Part Deployment)
3. Tahap Perencanaan Proses (Process Deployment)
4. Tahap Perencanaan Produksi (Manufacturing/ Production Planning)
Penjelasan:
Tahap Perencanaan Produk (House Of Quality)
Rumah kualitas atau biasa disebut juga House of Quality (HOQ) merupakan tahap pertama dalam penerapan metodologi QFD. Secara garis besar matriks ini adalah upaya untuk mengkonversi voice of costumer secara langsung terhadap persyaratan teknis atau spesifikasi teknis dari produk atau jasa yang dihasilkan. Perusahaan akan berusaha mencapai persyaratan teknis yang sesuai dengan target yang telah ditetapkan, dengan sebelumnya melakukan benchmarking terhadap produk pesaing.
Gambar 1. House Of Quality
Penjelasan
Bagian A
Berisikan data atau informasi yang diperoleh dari penelitian pasar atas kebutuhan dan keinginan konsumen. “Suara konsumen” ini merupakan input dalam HOQ.
Bagian B
Berisikan tiga jenis data yaitu:
1. Tingkat kepentingan dari tiap kebutuhan konsumen.
2. Data tingkat kepuasan konsumen terhadap produk-produk yang dibandingkan.
3. Tujuan strategis untuk produk atau jasa baru yang akan dikembangkan.
Bagian C
Berisikan persyaratan-persyaratan teknis terhadap produk atau jasa baru yang akan kembangkan. Data persyaratan teknis ini diturunkan berdasarkan “suara konsumen” yang telah diperoleh pada bagian A.
Bagian D
Berisikan kekuatan hubungan antara persyaratan teknis dari produk atau jasa yang dikembangkan (bagian C) dengan “suara konsumen” (bagian A) yang mempengaruhinya. Kekuatan hubungan ditunjukkan dengan symbol tertentu atau angka tertentu.
Berikut ini hubungan antara kepuasan pelanggan dengan persyaratan teknis, ada empat kemungkinan korelasi:
1. Not linked (Blank) diberi nilai nol.
2. Possibly linked, diberi nilai 1.
3. Moderate linked, diberi nilai 3
4. Strongly linked, diberi nilai 9.
Bagian E
Berisikan keterkaitan antar persyaratan teknis yang satu dengan persyaratan teknis yang lain yang terdapat pada bagian C. Pada Direction Goodness dari setiap persyaratan teknis, ada lima kemungkinan:
1. Strong Possitive Impact
2. Moderate Possitive Impact
3. No impact
4. Moderate Negative Impact (X)
5. Strong Negative Impact (XX)
Bagian F
Beriskan tiga macam jenis data, yaitu:
1. Tingkat kepentingan (ranking) persyaratan teknis.
2. Technical benchmarking dari produk yang dibandingkan.
3. Target kinerja persyaratan teknis dari produk yang dikembangkan.